Jumat, 26 Agustus 2016

Soto Mendapat Perhatian Pemerintahan Jokowi


Bertempat di hotel Millennium, pagi itu saya mengikuti undangan Badan Ekonomi Kreatif (BE KRAF) bekerja sama dengan Universitas Negeri Solo. Rupanya ini acara kedua, mengundang pedagang soto, setelah di Solo.

Yang hadir tidak banyak sekitar 20-an orang pedagang soto bermacam variasi. Ada yang soto Betawi, Soto Jakarta, Soto Medan, Soto Padang, Soto Surabaya, Soto Madura, Soto Lamongan dan Soto Kudus. Brand nya macem-macem. Levelnya juga macem-macem. Ada yang jualan di mall, ada yang kaki lima ada yang di ruko atau pun rumahan.

Acara ini adalah bentuk perhatian pemerintah untuk memasyarakatkan soto ke dunia internasional. Akan dibuatkan buku panduan membuka usaha SOTO. Peserta sangat antusias. Namun ketika pertanyaan sudah ke tahap komposisi bumbu, peserta sangat berhati-hati menjawabnya. Sepertinya yang 'rahasia' tidak untuk dibuka-buka. Karena itu property perusahaan yang mengandung royalty.

Pertemuan cukup terbuka. Peserta bisa sharing bisnis sotonya. Ada yang pernah digaruk penertiban, gerobaknya diangkut. Ada juga yang minta dibuatkan training manajemen biar pedagang soto tambah pintar. Wah, bersemangat sekali pesertanya. Aku juga ikutan bersemangat.

Di akhir acara, aku usul untuk kita lanjutkan silaturrahim lewat group WA. Dan di kemudian hari bisa mengundang pedagang soto yang lain. Namun saat ini kami batasi group WA isinya pedagang soto di wilayah Jabodetabek biar mudah koordinasi dan bisa diagendakan untuk wisata kuliner soto milik anggotanya.

Buat kamu yang pedagang soto atau ada kawan yang berdagang soto, silahkan mengirimkan email ke: restojantan@gmail.com untuk bergabung di group Asosiasi Pedagang Soto.

Link: SotoLamongan